Namun Tingginya Nilai Pakar Harga Rokok Universitas Airlangga Bukanlah Solusi

Pemerintah mengumumkan pada tanggal 12 (Rabu) melalui situs resmi Kementerian Keuangan akan menaikkan harga rokok pada tahun 2023 dan 2024. Kementerian Keuangan dan Perekonomian mengatakan kenaikan pajak konsumsi ditujukan untuk mengendalikan konsumsi tembakau.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merilis data belanja tembakau lebih tinggi dari belanja protein. Tembakau merupakan pengeluaran terbesar kedua bagi rumah tangga miskin setelah beras.

Profesor Bagong Suyanto Drs MSi, pakar ekonomi dan sosiologi Universitas Airlangga (Unair), punya jawaban atas fenomena ini.

Profesor Bae Gong mengatakan bahwa fenomena ini sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak lama.

“Isu yang sering dikeluhkan adalah uang yang dialokasikan untuk pembelian rokok padahal seharusnya digunakan untuk kebutuhan positif lainnya, seperti pemenuhan kebutuhan gizi keluarga,” kata Profesor Bagong kepada Unair, Rabu. (21 Desember 2022).

Bagong mengungkapkan bahwa ada hubungan yang kuat antara merokok dan kemiskinan. Menurutnya, ada proses pembelajaran tentang budaya merokok pada keluarga miskin. Akhirnya pembelajaran ini menjadi kebiasaan dibantu oleh zat adiktif yang terdapat pada rokok.

“Bahkan, kadarnya bisa lebih buruk pada tembakau putih, dan akhirnya meningkat pada tembakau kretik,” jelasnya.

Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Unair mengatakan, menaikkan harga rokok bukanlah solusi dari masalah tersebut. Namun, ini adalah keputusan yang bagus untuknya.

“Pada dasarnya karena akan membuat masyarakat miskin berpikir ulang untuk menggunakan uangnya untuk membeli rokok demi manfaat yang lebih positif,” ujarnya.

Profesor Bagong menjelaskan bahwa perokok miskin lebih cenderung mencari alternatif kegiatan selain merokok. Namun, guru besar ekonomi dan sosiologi itu mengatakan, kebijakan ini harus dijadikan sebagai pendorong penghentian merokok.

Seorang dosen senior FISIP Universitas Airlangga menjelaskan bahwa inti permasalahannya adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat miskin tentang rokok. Selama ini merokok dianggap sebagai kebiasaan dan sulit untuk dihentikan.

“Ada kebutuhan untuk lebih memahami risiko bagi keluarga jika orang tua tetap pada kebiasaan merokok. Diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran.”

Red more